tweet me

Jumat, 02 Maret 2012

tentang kodok hijau bertajuk polantas



dari buku panduan atau sejenisnya tentang tata tertib berlalu lintas, kita disuguhkan berbagai simulasi gerakan polantas yang mempunyai berbagai makna, selain makna dari berbagai simbol yang dinamakan rambu dan marka jalan. namun kini gerakan indah nan gagah pak polantas itu seolah semu dan cenderung menghilang. (masih adakah di indonesia sekarang ini?) gerakan indah itu kini tak beda ubahnya para tukang parkir jalanan atau kelompok pengatur jalan yang banyak terlihat dipersimpangan jalan dan lebih dikenal dengan istilah “pak Ogah“. apakah sistem perekrutan kepolisian yang menyebabkan gerakan indah itu hilang? ataukah karena ikut-ikutan tren dari gerakan tangan yang dicontohkan para pak ogah? atau karena lebih terfokus keinginan mencari kesalahan pengguna jalan raya (dari mulai knalpot, sipon, sampai tutup pentil ban) dan memanfaatkan kesalahan tersebut menjadi penghasilan tambahan?

semenjak kecil, saya terbiasa menggambarkan keadaan kota yang sempurna dengan jalan raya dan rambu-rambu lalu-lintasnya. seorang berpakaian polisi yang menggerak-gerakkan tangan berbentuk symbol mengatur arus jalan di sudut rambu-rambu tersebut.. tergambar dengan gagah bak pahlawan para pengendara disana.

kini gerakan tangan tersebut digantikan dengan gerakan tangan yang sama yang dilakukan oleh pengatur jalan dadakan, tukang parkir, pak ogah dan preman pencari upah dari jasanya mengatur kemacetan. sudah hilangkah atau memang sengaja dihilangkan berdasarkan kebijakkan departemennya? atau karena gerakan tersebut dipandang tidak efektif lagi hingga memutuskan bahwa gerakan tangan yang umum dilakukan diluar lembaga kepolisianlah yang benar dan lebih layak digunakan?

bila begitu, maka pantaslah banyak sikap dan kelakuan lembaga itu yang mengadaptasikan sikap preman jalanan, dengan hanya beda seragam itu. tidak populer lagi gerakan itu menyebabkan identitas polantas tidak beda dengan pengatur jalan swasta andai tidak berseragam. atau memang dulunya mereka ini adalah para pengatur jalan dadakan yang ditransformasi menjadi polantas?
saya pernah melihat berita manca negara tentang polantas yang menari dalam gerakannya mengatur jalan raya. dan juga pernah melihat tarian gerakan polantas indonesia (mungkin mengambil ide dari tarian polantas manca negara yang pernah diberitakan) dalam sebuah iklan minuman penambah semangat, namun kemudian sekuel polantas indonesia yang menari dalam gerakannya inipun dihapus, mungkin dianggap mengolok-olok lembaga yang sangat ingin dimaklumi untuk terhormat ini.

gerakan itu memang tidak mempengaruhi lancar dan tidaknya jalan raya atau mempengaruhi patuh tidaknya pengguna jalan raya, namun itulah identitas yang membedakan dari polantas dengan pak ogah, preman pengatur persimpangan jalan, dan tukang parkir. cukuplah mungkin yang terkenal dari lembagamu itu hanya tilang dan tilang dan tilang.

selamat malam pak polantas… sudahkan anda mendapat tambahan penghasilan dari raziamu pagi tadi??

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ke tkp gan?! baca dulu!